Minggu, 10 Agustus 2014

Ku Titipkan Serpihan itu Kepadamu

Jika seandainya Tuhan kemudian memberi alasan untuk kita bersama, mungkinkah kau akan tetap mengelak? Saat kata-kata sudah tercacat dan tinggal suara manis itu menyelundup mengiang dan akhirnya menjadi bagian dari catatan itu. Kini, secerca cinta dan harapan yang sudah aku kubur dalam-dalam, ku raih dan ku gantungkan di atas kepalaku. Aku tahu terkadang apa yang aku harapkan terlihat mustahil untuk menjadi kenyataan, tapi bukankah Tuhan Maha Mendengar, termasuk mendengar harapan-harapan dari ciptaan-Nya. Dan serpihan itu, yang katamu tak berguna itu, aku titipkan padamu sekali lagi. Aku tahu, ini terlalu menggelikan, tetapi ini yang benar yang aku tahu. Aku tidak berharap kau menyatukannya, aku hanya berharap kau menjaganya, tanpa kau buang dan kau tukarkan serpihan itu pada orang lain. Dariku, yang selalu berharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar