Minggu, 22 Desember 2013

a Letter for Mr. 24

this is a true story about my heart

Sebelumnya tidak pernah aku terka aku akan mengenalmu sampai menyayangimu. Entah dari mana datangnya rasa itu yang masih aku pupuk hingga saat ini. Kamu yang bertahta dalam segenap hati sejak saat itu bahkan mungkin sekarang. Aku yang sebelumnya 'tidak berminat' mengenalmu yang malah sampai detik ini merindukanmu.

Ingatkah hari itu, hari dimana secara tidak langsung temanku mengenalkanmu padaku. Ya, saat itu kau memintaku mengerjakan soal tes uji coba UN yang ke-2, tepatnya soal matematika. Karena waktu itu kamu tidak mengikuti TUC mata pelajaran tersebut. Tidak terjadi apa-apa. Aku yang saat itu sedang mencari sahabatku itu pun membantumu. Setelah itu semua kembali normal.

Hari itu tanggal 29 Maret 2010. Hari pertama Ujian Nasional untuk kami yang menjadi seorang pelajar kelas tiga SMP. Tak sengaja kau lewat di depanku, aku pun spontan menanyakan nilai matematika-mu kemarin. Kau pun menjawabnya, nilaimu 80 dan kamu mengucapkan terima kasih kepadaku. Masih belum terjadi apa-apa. Kemudian ketika jam masuk tinggal beberapa menit lagi kau meminta no. handphone-ku. Hingga hari terakhir UN semua masih biasa aja.

17 April 2010
Hari ini sahabatku berulang tahun, aku dan teman-temanku yang lain diundang untuk datang dan menginap di rumahnya. Kami bersenang-senang. Malam harinya sekitar pukul 12:00 malam aku mengirim sms kepada beberapa temanku, termasuk kamu. Dan kamu pun membalasnya, betapa baiknya kamu membuat alasan agar aku merasa tidak mengganggumu, padahal aku yakin kamu terbangun karena sms itu. Tapi yaah aku malah ketiduran. Tapi sore harinya aku menerima sms dari kamu. Kamu bilang bayanganku melintas begitu saja di hadapanmu, dan kamu ngotot bilang bahwa aku kangen sama kamu. Meski akhirnya kamu sendiri yang mengakui bahwa kamu yang kangen sama aku. Dan hari itu adalah hari di mana pertama kalinya aku tertarik kepadamu. Ya, 18 April 2010.

Setelah hari itu kita menjadi dekat bukan? Hampir setiap hari kita saling bertukar pikiran lewat sms. Aku merindukan itu, sangat merindukan itu. Ingatkah kamu saat aku mengirimkan kata-kata ini "jangan simpan kata-kata cinta pada orang yg tersayang sampai dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa mencatatkan kata-kata cinta itu pada pusarnya. sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi masih ada nafas kehidupan." dan kamu membalasnya dan bercerita bahwa kamu sedang merasakan hal itu pada seseorang. Dan kamu bilang orang itu satu smp dengan kita, dia kelas 9, tepatnya 9f ―aku kelas 9f loh, dan kamu bilang kamu akan 'membak' dia saat kita perpisahan di Ciater, Bandung. Ingat-ingat, Ciater, Bandung. Aku hanya tersenyum kecil saat membacanya.

Kemudian aku mengirimkan biodata yang harus kamu isi dan di sana tertera pertanyaan 'orang yang kamu suka sekarang' dan kamu menjawabnya dengan satu huruf yaitu 'D'. Bukankah itu inisial namaku?

Kemudian ingatkah kau, saat aku mengirimkan ini "It's my heart :))
+' ' '+ , +' ' '+
'+ +'
'+ +'
" . "
Kamu mau kasih warna apa ke hati itu?

Merah : cinta
Pink : sayang
Jingga : kk angkat
Nila : ade angkat
Hijau : sahabat
Ungu : teman spesial
Biru : teman
Coklat : musuh
Hitam : bukan siapa-siapa

Kasih jawabannya yaa!" kamu menjawab 'warna pink karena aku sayang kamu, dan aku gak mau kehilangan sahabat baik seperti kamu'. Ya, hal itu teramat indah.

Dan ingatkah ketika jam 12 malam kau mengucapkan selamat pagi kepadaku yang saat itu belum tidur. Hingga akhirnya kau menemaniku yang tengah ketakutan dan bilang "Coba aku punya kantung Doremon, pasti aku bakal ambil pintu kemana saja terus aku ke rumah kamu dan jagain kamu." aku ingin mendengar itu lagi, beh:'(

Singkat cerita. Hari itu tanggal 22 Mei 2010. Malam itu mati listrik tapi kita sedang ber- smsan ria. Kemudian kamu menelfonku, banyak yang kita bicarakan, semua biasa saja tidak ada amarah di antara kita. Kamu menelfonku selama 9 menit. Saat itu aku tidak menyangka itu telfon darimu untuk yang pertama dan terakhir kalinya.

Hari itu 24 Mei 2010.
Kita pergi ke Ciater, Bandung. Harus kamu tahu, hari itu adalah hari yang sangat aku tunggu-tunggu. Dari pagi sampai sore aku menantikanmu karena aku fikir perempuan berinisial D dari kelas 9f itu adalah aku. Hihi. Entah setan mana yang membuat PD-ku tinggi. Tapi hingga kita kembali di sekolah tidak ada yang spesial. Aku malah melihat kamu sedang menemani perempuan teman sekelasmu. Aku kecewa.

Tiga hari kemudian, tidak ada kabar yang kau berikan kepadaku. Semua seolah hilang. Dan akhirnya aku mengetahuinya, saat di Bandung, kamu 'menembak' perempuan yang aku lihat bersamamu malam itu. Dia bukan berinisial D, dan bukan dari kelas 9f. Betapa hancur hatiku saat itu. Hanya ada kelima sahabatku yang menghiburku saat itu, Sarah, Eggi, Fajriana, Annas, dan Fairus. Aku seperti bayi saat itu. Aku hanya bisa menangisi semuanya. Tidak ada lagi yang memanggilku dengan sebutan'bebeh' tidak ada lagi yang dapat memperlakukanku sebaik dan sebijak kamu. Tidak ada sampai detik ini. Aku merindukanmu, bahkan sangat merindukanmu.

Satu bulan kemudian. Tepat tanggal 26 Juni 2010. Temanku mengirim pesan kepadaku.
"Dev, gua iri banget sama lu!"

"Iri kenapa?"

"Orang yang gua harapkan pernah mengharapkan lu."

"Siapa? 'dia'?"

"Iya. Dia. Dia hampir nembak lu tapi gak jadi."

"Iya? Kenapa emang? Lu bilang ke dia kalau lu suka sama dia?"

"iya, dia bilang dia ga enak sama gua, terus karna ada musuhnya gitu gua juga gak tau dia bilangnya gak jelas."

"terus kenapa dia jadian sama cewe itu?"

"gua juga gak tau dev."

―Sleeeb! Aku diam. Tuhan jadi bukan bertepuk rebelah tangan? Jadi selama ini?―

Bulan bulan itu adalah bulan-bulan kehilangan dan galau yang benar-benar parah yang pernah aku alami selama hidupku.

Terimakasih banyak, kamu telah mengajarkanku banyak hal. Aku tidak pernah bisa membencimu. Aku tidak mau menjadi munafik jika aku bilang bahwa aku sudah tidak menyayangimu.

Biarkan semua terkenang, aku berdoa yang terbaik untukmu. Agar kau selalu bahagia dan baik-baik saja di sana.


Pengagummu,
Devina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar