Senin, 15 Desember 2014

Peri Kecil yang Sirna (Berbahagialah dalam Kegelapan) #part2 Bertanya Pada Malam

Sang malam, izinkan aku mengungkap perasaan ini padamu. Biar kau tak perlu menjawabnya. Dengar lalu acuhkan saja riak hatiku. Aku ingin pergi, terbang jauh melayang di antaramu. Aku ingin menikmati rasa bebas akan dunia yang aku miliki. Hanya sebatas kebebasan hati yang tak ingin aku rasakan. Hati ini terkunci atas segala kepedihan. Tak ingin aku membukanya lagi. Aku tak ingin menemui ataupun tidak sengaja bertemu manusia-manusia di sekitarku. Aku tak ingin merasakan sebuah bahkan banyak kebahagiaan jika hanya untuk mendapatkan kepedihan dan luka yang jauh lebih besar adanya daripada kebahaiaan itu. 

Malam, andai engkau tahu. Aku lelah dengan angan yang tak kunjung tercipta. Aku lelah merajut jutaan mimpi sedang tiada satupun bahkan tiada setetespun kemajuan. Aku lelah menjadi Sirna yang cacat. Aku lelah, sangat lelah. 

Tapi ketika aku mencoba meninggalkan angan dan mimpi itu, terlintas pemikiran seorang malaikat yang mencoba membangkitkanku. Kemudian timbullah banyak pertanyaan. Lantas apa gunanya tiga belas tahun aku bertahan? Apa gunanya aku berlaga untuk mencoba membangkitkan asa para sanak saudaraku di panti ini yang juga senasib dan sepenanggungan denganku? Lantas apa gunanya hari ini? 

Aku ingin mengubah cara dunia memperlakukanku. Mereka mengejekku yang lemah ini dan semakin membuatku berada dalam lembah keterpurukan. Sekali lagi mereka menertawakanku sehingga jurang keterpurukan itu harus aku lompati. Aku ingin dunia menyesal atas perlakuan mereka dan kemudian mengenang dan mengabadikan namaku nanti setelah aku mati. 

Malam bolehkah aku memintamu melakukan sesuatu? Tolong sampaikan pada Tuhan buatlah aku selalu mensyukuri kehidupanku. Buatlah aku selalu tersenyum dalam setiap cobaan dari-Nya. Tunjukanlah aku satu jalan menuju kebahagiaan abadi dari hal yang sulit untuk aku lalui, lanjutkan, atau aku sudahi ini. Buatlah pilihanku untuk tetap hidup mulai detik ini menjadi pilihan yang tepat, pilihan yang memang seharusnya aku pilih. Dan hindarkan aku dari segala macam bentuk kesedihan, kegalauan, maupun keterpurukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar